LEARNING WRITING TIPS

LEARNING WRITING TIPS


ASIS AKTIFA
ASIS AKTIFA


I am me .. Not someone else's ..I am me .. Not someone else's ..

Jumat, 15 Agustus 2014

Writing Skill - Motivasi Menulis Bagi Kaum Profesional (Special Article)

Sebagai profesional, kita dituntut untuk selalu berhubungan dengan pihak lain. Berhubungan dengan pihak lain dilakukan dengan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan baik, benar, efektif dan efisien adalah tuntutan mutlak bagi kemajuan karir, enterpreneurship dan leadership. Itu sebabnya orang-orang yang punya karir bagus, pengusaha sukses dan para pemimpin besar bisa dipastikan hebat dalam berbicara, menulis, membaca dan mendengar.

Kita bisa memastikan hal itu dengan melihat berbagai fakta sejarah dari orang-orang terkenal. Lihatlah Adolf Hitler, Mussolini, Bung Karno, Bung Hatta, RA Kartini, Fidel Castro, Saddam Husein, Kwik Kian Gie, Gde Prama, Rhenald Kasali, Bondan Winarno atau Hermawan Kertajaya. Itu semua masih terlalu sedikit untuk mewakili semua contoh nyata.

Pidato mereka begitu terkenal, menjadi inspirasi dan didengar oleh banyak orang. Kata-kata mereka menjadi kutipan abadi. Buku, tulisan dan bahkan surat-surat pribadi mereka menjadi best seller sepanjang zaman. Mereka telah membaca begitu banyak literatur dan referensi. Apa yang mereka baca selalu dianjurkan untuk dibaca oleh semua orang lain hanya karena mereka membacanya, dengan harapan kemampuan mereka bisa diwarisi oleh para pengikutnya. Lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang sangat pandai dalam mendengarkan orang lain, situasi dan keadaan. Mereka adalah para ahli dalam berkomunikasi.

Mengapa toko buku tak pernah sepi dari pengunjung? Mengapa sepatah dua patah kata dari para tokoh dan selebriti selalu diharapkan dalam setiap event? Mengapa kursus bahasa Inggris dan ilmu komputer begitu laris? Mengapa iklan di media massa dipandang sebagai cara efektif untuk mendongkrak penjualan? Mengapa narasumber tertentu begitu sibuknya menjawab pertanyaan konsultasi atau memberikan seminar dan pelatihan? Kuncinya adalah fakta bahwa setiap orang secara alamiah sangat menghargai kemampuan berkomunikasi!

Jika kita cermati, kemampuan berkomunikasi dikembangkan dari empat modal pokok yaitu:

- Listening atau mendengar;
- Speaking atau berbicara;
- Reading atau membaca; dan
- Writing atau menulis.

Perhatikan bahwa empat modal dasar di atas tidak pernah berdiri sendiri. Perhatikan pula bahwa urut-urutannya tidak bisa ditentukan dengan ranking. Anda pasti yakin bahwa sekalipun writing atau menulis dalam modal dasar di atas diletakkan di baris akhir, keberadaannya harus tetap merupakan satu kesatuan dengan modal dasar lainnya secara proporsional dan berimbang. Apa yang harus kita lakukan adalah mencapai keseimbangan itu dengan menulis sebanyak kita berbicara, mendengar dan membaca. Anda bisa mencapai apa yang Anda cita-citakan dalam karir, enterpreunership dan leadership hanya jika Anda memiliki bekal yang lengkap. Salah satunya, adalah kemampuan menulis.

Mengapa harus Menulis?

Dalam berkomunikasi lisan, kita menyampaikan ide kepada orang lain. Komunikasi itu hanya akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak disampaikan memang bisa tepat sama dengan apa yang dipersepsi oleh pihak penerimanya. Dalam menulis, kata-kata adalah batu bata dalam berkomunikasi yang memiliki fungsi sama. Berbicara kepada anak-anak membutuhkan bahasa lisan yang bisa dimengerti dan dipahami oleh anak-anak. Berbicara kepada orang tua dari kaum profesional menuntut hal yang sama. Begitu pula dengan menulis. Jika Anda sudah berbicara seumur hidup Anda, maka Anda sangat mungkin tidak menghadapi kendala dalam berkomunikasi lisan. Akan tetapi, jika akumulasi aktivitas menulis Anda hanya 3 tahun sementara usia Anda sudah 25 tahun atau lebih, maka Anda sangat mungkin mengalami berbagai kesulitan dalam berkomunikasi secara tertulis. Sebabnya hanya satu, jam terbang Anda dalam menulis masih terhitung rendah. Maka sekali lagi, kita tidak punya pilihan lain kecuali mencoba untuk menulis sebanyak kita membaca, sebanyak kita mendengar dan sebanyak kita berbicara.

Formulir, laporan, proposal, hasil pertemuan, perjanjian, pernyataan, research memo, judicial review dan sebagainya jelas menuntut keahlian menulis yang baik. Itu artinya perlu latihan, brainstorming dan diskusi. Salah satu media latihan yang terbaik adalah menulis di berbagai media seperti jurnal, majalah, surat kabar dan sebagainya atau bahkan menulis buku. Maka, menulis menjadi bagian tak terpisahkan dari profesi seseorang.

Francis Bacon (filsuf Inggris yang disebut sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan Modern) mengatakan “reading maketh a full man, conference a ready man, and writing an exact man”. Oleh sebab itu, pengetahuan dan keahlian seseorang akan dapat dikembangkan dengan akurat dan efektif melalui kegiatan menulis dari pada sekedar membaca atau berdiskusi saja.

Ingatlah kembali bagaimana sulitnya Anda saat masih di Taman Kanak-kanak, saat di SD, SMP, SMA atau bahkan di bangku kuliah. Anda telah belajar dengan keras, susah payah atau bahkan menyakitkan. Mulanya Anda hanya dituntut untuk bisa berkata-kata. Kemudian Anda diperkenalkan pada huruf dan simbol. Selanjutnya Anda dituntut untuk selalu membaca. Pada saat yang sama, Anda juga mulai dituntut untuk mulai menulis dan mendengarkan orang lain dengan lebih baik. Memasuki SMP, Anda diharapkan sudah menguasai semuanya.

Sejak saat itu Anda mulai menguasai semuanya. Anda mulai pintar membaca, mendengar orang lain lewat debat dan diskusi, mulai pandai berbicara dan sesekali menulis. SEKALI-SEKALI? Ya Anda hanya menulis sekali-sekali saja! Coba Anda hitung dan bandingkan porsi Anda dalam membaca, mendengar atau berbicara dengan menulis. Anda pasti terkejut bahwa aktivitas menulis Anda tidak akan mencapai 25% dari keseluruhan aktivitas Anda. Dalam banyak hal, pekerjaan menulis laporan atau proposal bahkan sudah menjadi semacam alergi bagi Anda sendiri. Apa yang terjadi?

Yang terjadi sesungguhnya adalah ketidakseimbangan dalam perkembangan kemampuan Anda. Dan dalam hal ini, Anda telah menyia-nyiakan apa yang sudah Anda peroleh sejak kecil dengan mengembangkannya tanpa memperhatikan proporsi. Kemampuan menulis itu penting. Penting bagi karir Anda, penting bagi cita-cita Anda dan penting bagi karakter kepemimpinan Anda.

Perhatikan grafik berikut ini. Grafik ini tidak dibuat berdasarkan data-data, namun demikian kita bisa sangat yakin bahwa fenomena ini memang nyata adanya.

Selama sekolah Anda masih mungkin bisa menyeimbangkan kemampuan dalam menulis, membaca, mendengar dan berbicara. Akan tetapi begitu kita memasuki dunia karir dan wilayah kerja, perkembangan kemampuan menulis Anda mulai tertinggal jauh dari kemampuan Anda dalam membaca, mendengar dan berbicara. Sengaja atau tidak, aktivitas menulis Anda hanya dibatasi pada laporan, formulir atau proposal. Padahal, kemampuan Anda yang lain terus tumbuh dan berkembang. Maka, sangat mungkin kemampuan menulis Anda menjadi stagnan atau bahkan menurun. Cepat atau lambat, sesuai karakteristiknya penurunan kemampuan dalam menulis justru berkembang menjadi hambatan bagi kemajuan kemampuan membaca, mendengar dan berbicara.

Tidak menulis berarti Anda telah menyia-nyiakan kemampuan dasar yang sudah Anda peroleh di masa-masa awal pendidikan Anda. Dengan kata lain, telah terjadi penyimpangan dari rencana hidup atau blue print Anda sendiri, yang semestinya dikembangkan secara paralel dan seimbang!

Berikut ini adalah fakta-fakta tentang pentingnya menulis bagi keberhasilan seorang profesional.

Hackett, Betz dan Doty (1985), dalam sebuah buku mereka mengungkapkan bagaimana karir seseorang bisa dikembangkan melalui sebuah matriks seperti berikut ini.
Communication Skill Career Advancement Skill
Interpersonal Skill Job-Specific Skill
Political Skill Adaptive-Cognitve Skill
Administrative and Leadership Skill Career Management Skill

Kemampuan menulis adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan Job-Specific Skill. Oleh sebab itu, mereka meletakkan kemampuan menulis sebagai salah satu unsur utama. Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara-cara:

- Sering menulis berdasarkan kegunaan (purpose) spesifik atau audience spesifik;
- Memahami fakta bahwa “menulis” adalah “menengok kembali” (writing is revising). Dengan kata lain, menulis adalah memperdalam keahlian Anda;
- Memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat untuk pengembangan kemampuan riset dan auditory atau observasi;
- Mempublikasikan tulisan.

Seorang pakar komunikasi, Donna M. Mc. Cune mengungkapkan pengalamannya. Bisa jadi Anda adalah seorang profesional yang hebat. Berapa lamakah karir Anda akan tetap bersinar? 10 tahun? 20 tahun? 30 atau 50 tahun? Jika profesi Anda menuntut pemikiran yang hebat, atau jika Anda harus bekerja dengan tangan atau kaki Anda, Anda mungkin masih bisa melakukannya dengan baik saat ini. Bagaimana dengan 20 atau 30 tahun lagi? Anda jelas tidak akan bisa bertahan hanya dengan menekan-nekan tombol keyboard di depan komputer untuk melakukan entry atas hal-hal yang sama sepanjang hidup Anda. Jika Anda bercita-cita menjadi petani atau traveller pengeliling dunia, Anda pun sudah harus mempersiapkannya dari sekarang. Lebih dari itu, ada satu hal yang bisa amat membantu mencapai apapun cita-cita Anda di masa depan dan pada saat yang sama menyelesaikan berbagai tugas Anda di masa sekarang dengan lebih baik, yaitu lebih sering menulis.

Jika kita perhatikan baik-baik, tingkatan achievement yang dianggap paling tinggi bagi seorang profesional adalah membagi semua ilmu yang dimiliki kepada orang lain. Itu sebabnya setiap orang hebat di dunia pada akhirnya akan menulis buku atau menjadi public speaker yang berbicara di depan orang banyak. Artinya, hampir bisa dipastikan bahwa karir setiap profesional akan bermuara pada aktivitas berbicara dan menulis. Menjadi pembicara atau penulis. Seorang S3 pada akhirnya harus mampu berbicara dan menulis dengan baik. Seorang pedagang asongan yang sempat menjadi konglomerat pun demikian. Maka, menulis adalah alat survival.

Anda harus percaya, muara manapun yang Anda pilih – pembicara atau penulis, kemampuan menulis adalah tulang punggungnya. Masalahnya, apa yang sudah Anda persiapkan mulai sekarang, sementara kita mengetahui bahwa aktivitas menulis Anda terbilang minim?

Pada tahun 1988, sebuah survey melaporkan bahwa 79% dari eksekutif yang menjadi objek survey mengungkapkan bahwa menulis adalah kemampuan yang paling diabaikan dalam dunia bisnis. Padahal menurut mereka, keahlian menulislah yang justru paling penting dalam konteks produktifitas.

Pada tahun 1989, seberkas white paper berjudul “Perspectives on Education: Capabilites for Success in Accounting Profession” mengungkapkan bahwa semua dari 8 besar kantor akuntan publik (Big-8 Firms) menyepakati bahwa akademi dan universitas manapun semestinya menyediakan suatu kurikulum, yang bisa mengembangkan kemampuan komunikasi para siswa.

Pada tahun 1990, Accounting Education Change Commission, menggaungkan sentimen yang sama sekali lagi dalam “Objectives of Education for Accountants: Position Statement Number One.” Para siswa, calon akuntan dan para profesional yang menunjukkan kemampuan komunikasi yang kuat, secara tegas menunjukkan keunggulan dalam pasar tenaga kerja dan berkecenderungan lebih berhasil di sepanjang karirnya. Keahlian komunikasi dalam bentuk tertulis yang kuat akan bermuara pada job placement yang lebih baik, diperolehnya kepercayaan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar, kepuasan kerja yang lebih besar, hasil yang lebih tinggi dalam job performance evaluations dan kemajuan karir yang lebih pesat. Kemampuan menulis yang tidak jelas, ambiguous dan tak terorganisir dengan baik akan menghasilkan kerugian berupa turunnya tingkat kepercayaan supervisor atau client’s goodwill.

US Labor Departement (Depnakernya Amrik) memberikan catatan bahwa sebagian besar bidang profesi dan pekerjaan di masa yang akan datang, akan menuntut kemampuan menulis sebagai salah satu syarat utama. Dunia kerja terus berubah dan yang akan survive adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dalam komunikasi, tanpa memandang bidang pekerjaannya (1991).

Pada tahun 1992, Associated Press melaporkan hasil sebuah survey yang dilakukan terhadap 402 perusahaan. Survey itu mengungkapkan bahwa para eksekutif memberi penghargaan tertinggi pada kemampuan menulis namun dalam kenyataannya, 80% pegawai mereka berada pada tingkat memprihatinkan sehingga harus di upgrade kemampuan menulisnya. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 20% dibandingkan hasil survey yang sama tahun 1991.

Tahun 1993, Olsen Corp. – sebuah perusahaan penempatan tenaga kerja – melakukan sebuah survey yang menunjukkan bahwa 80% dari 443 pegawainya memerlukan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan menulisnya.

Berbagai studi menunjukkan bahwa sepertiga dari kantor akuntan publik di Amerika ternyata tidak puas terhadap kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh para akuntan baru. Salah satu dari studi itu menunjukkan bahwa kemampuan menulis yang buruk ternyata memiliki peran sebagai penyebab para akuntan entry-level kehilangan pekerjaannya (Kim, “Accountants as Communicators,” Trusted Professional, edisi Desember 1998).

Dari 19 karakteristik yang dipersyaratkan recruiter kantor akuntan publik, teridentifikasi bahwa kemampuan menulis menempati urutan kelima paling penting sebagai karakteristik penentu dalam penyaringan awal calon akuntan baik di kampus-kampus maupun dalam proses interview. Kemampuan menulis memiliki ranking yang lebih tinggi dari pada kemampuan teknis, keanggotaan dalam Beta Alpha Psi, pengalaman kerja dan reputasi almamater (Moncada dan Sanders, “Perceptions in the Recruiting Process,” CPA Journal, edisi Januari 1999).

Dari 22 macam keahlian yang dianggap kritis dalam bisnis dan ekonomi, praktisi akuntansi me-ranking kemampuan komunikasi tertulis sebagai keahlian yang paling penting untuk dikembangkan di lingkungan mahasiswa (Albrecht dan Sack, “Accounting Education: Charting the Course through a Perilous Future” Agustus, 2000).

Menurut sebuah survey dari majalah Fortune 500, para senior tax executives menemukan bahwa kemampuan menulis adalah termasuk atribut yang paling penting dalam proses perekrutan (Paice dan Lyons, “Addressing the People Puzzle,” Financial Executive, edisi September 2001).

Kemampuan menulis yang sempurna secara jelas membedakan high performers dalam bidang konsultasi perpajakan dari orang-orang yang semata-mata menginterpretasikan dan menerapkan aturan perpajakan (Sherrie Winokur, Tax Partner, Pricewaterhouse Coopers.)

Sebuah survey dilakukan oleh suatu tim dari Southern Utah University terhadap 90.000 anggota AICPA (American Intitute of Certified Public Accountants) dan IMA (Institute of Management Accountants). Dari 2.181 respon yang masuk seluruhnya menunjukkan bahwa “writes well” – kemampuan menulis yang baik - adalah satu dari tujuh keahlian yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap akuntan khususnya di tingkat entry level. Enam atribut lainnya, ternyata juga kembali pada faktor pentingnya kemampuan menulis yaitu kemampuan mendengar secara efektif, kemampuan menggunakan tata bahasa yang baik dalam berbicara dan menulis, kemampuan membuat dokumen dengan ejaan yang tepat, kemampuan mengajukan pertanyaan yang tepat saat berhadapan dengan klien, kemampuan untuk mengorganisir informasi ke dalam kalimat dan paragraf, dan kemampuan untuk menggunakan vocabulary bisnis dengan benar.

National Commission on Writing di Amerika Serikat (beranggotakan lebih dari 4.300 sekolah dan perguruan tinggi) mengungkapkan beberapa hal berkaitan dengan perlunya “revolusi dalam menulis” sebagaimana disarikan berikut ini.

Grammar atau tata bahasa, retorika dan logika adalah dasar-dasar yang membangun proses real learning dan self-knowledge. Artinya, semua itu adalah dasar bagi pengembangan proses belajar yang nyata dan bagi pengembangan karir pribadi seseorang. Kemampuan untuk mengatakan sesuatu secara benar, baik dan masuk akal adalah nilai dasar bagi dunia pendidikan. Oleh karena itu, menulis dengan baik adalah sebuah kemampuan yang tidak boleh ditinggalkan atas dasar tiga pilar utama sebagai berikut.

Pertama, aktivitas menulislah yang telah merubah dunia. Berbagai revolusi di dunia dimulai dari menulis. Dalam banyak hal, menulis telah meningkatkan taraf hidup manusia secara keseluruhan, apapun bidang yang dirambahnya. Dalam faktanya, segala hal yang menekan dan terjadi dalam sejarah selalu mendorong orang untuk kembali ke tinta dan alat tulis.

Kedua, aktivitas menulis secara nyata telah terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara. Para pemimpin besar telah memadukan unsur kekuatan dan persuasi yang bisa mendorong orang melihat berbagai hal dari sudut-sudut baru yang lebih baik. Mereka telah menggunakan kekuatan kata, bahasa dan tulisan untuk mengingatkan kembali perlunya berbagai standar yang lebih tinggi guna mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Ketiga, menulis ternyata juga bisa mengungkap secara sangat mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya. Padahal, semua hal yang tadinya tak terlihat itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang.

Menulis adalah sesuatu yang lebih jauh dan dalam dari sekedar menguasai tata bahasa dan tanda baca. Menulis adalah sebuah proses yang dapat mengembangkan kemampuan dalam berpikir dinamis, kemampuan analitis dan kemampuan membedakan berbagai hal secara akurat dan valid. Menulis bukan hanya sebuah cara untuk mendemonstrasikan apa yang telah diketahui, lebih dari itu menulis adalah cara untuk memahami apa yang telah diketahui. Menulis akan meningkatkan rasa percaya diri, dan rasa percaya dirilah yang akan memunculkan berbagai kreatifitas dan rasa bahagia.

Manfaat pribadi yang bisa diperoleh dengan menulis adalah:

- Koneksi dan jaringan untuk kepentingan karir;
- Pengetahuan yang lebih mendalam;
- Motivasi personal dan sosial yang meningkat;
- Financial reward;
- Kredit akademis;
- Hubungan dengan dunia ilmu yang tak terputus. Ingatlah bahwa ilmu selalu berubah dan berkembang, demikian juga berbagai aturan main dalam dunia usaha, baik aturan formal seperti hukum perpajakan maupun aturan main dalam bisnis;
- Kemampuan yang lebih baik dalam bekerja secara tim (team work);
- Kemampuan yang lebih baik dalam aspek komunikasi yang lain seperti membaca, mendengar dan berbicara;
- Peningkatan dalam kemampuan presentasi;
- Peningkatan percaya diri dan personal branding. Anda menaikkan status dan posisi personal branding dan corporate branding Anda dengan cara yang elegan dan tanpa biaya. Ingatlah bahwa di era sekarang, personal branding adalah hal yang penting.
- Profesional plus. Nilai plus-lah yang bisa memperpanjang karir Anda dan membantu mencapai berbagai harapan dan cita-cita;
- Anda telah membuka pintu-pintu baru bagi masa depan Anda dengan lebih baik, apapun konsepsi Anda tentang masa depan itu. Anda mulai membangun rumah-rumah baru bagi masa depan Anda sendiri;
- Anda siap dengan berbagai argumentasi dan analisis akurat di semua bidang;
- Anda menjalani profesi Anda dengan lebih baik dan dengan masa depan yang lebih baik. Itu pasti;
- Anda sudah mulai membenahi apa-apa yang sudah Anda pelajari sejak kecil dengan bersusah payah dan sempat tersia-sia. Dengan demikian, Anda akan memiliki kemampuan yang seimbang dalam mengembangkan diri dan profesi. Anda akan mampu, survive dan sukses dengan personal branding yang kuat;
- Ini adalah KESEMPATAN bagi Anda untuk BERINVESTASI.

Saya Tidak Punya Waktu

Ungkapan itu sebenarnya berbahaya. Anda mengatakan tidak punya waktu karena mengejar dan menyelesaikan berbagai hal dalam pekerjaan, karir dan cita-cita. Bagaimana mungkin Anda tidak punya waktu untuk sesuatu yang dapat membantu terwujudnya semua itu? Bukan tidak mungkin, waktu Anda yang tersita habis selama ini justru disebabkan karena kekurangoptimalan Anda dalam membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Dan menulis, ibarat “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui’. Dengan menulis, Anda memperbaiki dan meningkatkan kualitas Anda dalam membaca, mendengar dan berbicara.

Di samping itu, ada banyak cara yang bisa membantu Anda dengan berbagai hal yang dapat menghemat waktu berharga Anda seperti, teknik wawancara, teknik ghost writing, teknik asistensi dan riset, dan berbagai teknik lain sesuai kesepakatan.

Saya Tidak Berbakat Menulis

Sekali lagi, ungkapan Anda berbahaya. Anda tidak semestinya membangun tembok-tembok bagi pengembangan pribadi Anda sendiri dengan tidak membuka pintu dan peluang baru yang mencerahkan masa depan Anda.

Dalam banyak kasus, berbagai media yang ada seringkali dibangun dan dikembangkan oleh orang-orang teknis yang SAMA SEKALI tidak berlatar belakang dunia tulis-menulis. Para kontributor mereka pun demikian. Itu sebabnya media-media itu tidak melulu berpaling pada orang-orang dari dunia jurnalistik. ANDALAH orang yang paling tepat untuk menulis. Anda adalah jurnalis.

Tidak ada yang bisa menjanjikan bahwa tulisan Anda akan fenomenal. Tapi siapapun bisa menjamin bahwa tulisan Anda bisa diperbaiki menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan Anda.

Saya Tidak Boleh Menggunakan Nama Perusahaan dalam Menulis

Anda boleh memilih untuk anonymous. Anda bisa menggunakan nama “Si Keren Ujang” misalnya, dan jika tulisan Anda sudah mulai diminati, maka cepat atau lambat “Si Keren Ujang” akan identik dengan nama Anda sendiri. Ingatlah bahwa menulis adalah investasi dan kesempatan itu sering diberikan dengan free.

Bidang Saya Tidak Terkait dengan Apa yang harus Ditulis

Hampir semua bidang menjadi aspek mendasar dalam kehidupan setiap masyarakat dan bangsa. Profesi Anda juga pasti bisa dikaitkan ke sana. Oleh karena itu dunia tertentu bisa ditinjau dari segala aspek dan profesi yang ada. Anda bisa memandangnya dari segi hukum, seni, ekonomi, manajemen, sumber daya manusia, sosiologi, psikologi, pertanian, peternakan, perikanan dan sebagainya.

Anda ungkapkan saja ide-ide yang Anda punya sesuai bidang Anda, mereka akan membuatnya menjadi wacana. Anda bahkan cukup berbicara tentang dunia Anda, merekalah yang akan membumbuinya dengan aspek bidang mereka.

Saya Pernah Menulis dan Ditolak

Pada prinsipnya, apa yang dilakukan adalah bukan penolakan. Media sangat memahami bahwa setiap pemikiran dan ide semestinya bisa diungkapkan dan dirilis kepada publik. Hanya saja seringkali mereka dengan terpaksa harus mendahulukan tulisan yang siap rilis. Anda hanya ditantang untuk bersaing, tulisan Anda atau tulisan orang lain. Itu saja. Ada media yang mungkin siap mengolah kembali tulisan Anda dari keadaan seadanya dan menjadikannya alat investasi bagi Anda. Sebab, mereka memahami bahwa dunia di luar sana amat membutuhkan buah pikir Anda.

Kompensasinya Masih rendah

Tergantung cara pandang dan orientasi Anda.

Tidak Bisa Menuangkan Ide

Hampir semua media mengembangkan berbagai cara untuk bisa menjadi wadah bagi aliran ide dan pemikiran Anda. Pada prinsipnya, mereka akan mencoba berbagai hal untuk bisa menangkap ide Anda. Bila perlu, mereka menerapkan metode wawancara atau ghost writing. Yang penting, Anda punya sesuatu yang juga penting.

Saya Nggak PD

Menulis adalah salah satu cara terbaik untuk menaikkan PD Anda secara elegan dan profesional. Justru karena itulah Anda harus menulis.

Saya Sudah Menulis di Tempat Lain

Yakinlah tidak ada satu media pun yang melarang seorang penulis untuk menulis di media lain. Setidaknya hal itu bisa ditengahi dengan berbagai kesepakatan. Mereka tidak ingin melakukan hal itu. Anda bebas menulis di media lain. Mereka hanya beranggapan bahwa mereka adalah salah satu media dari semua media yang ada, dan mereka amat memahami fokus dan keunikannya masing-masing sebagai sebuah media. Yang jelas, dengan menulis Anda sudah menambah nilai plus bagi personal branding Anda.

Saya Adalah Penulis Buku dan Bukan Penulis Artikel Pendek

Dalam banyak hal, Anda mungkin punya ide atau gagasan yang tidak cukup panjang dan dalam untuk dijadikan sebuah buku. Atau sebaliknya, sebuah buku Anda bisa Anda sarikan dalam bentuk yang lebih pendek berupa artikel. Ini berarti promosi bagi buku Anda sendiri. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk menulis artikel cenderung lebih singkat. Sementara itu, kontak Anda dengan pembaca cenderung bisa lebih ditingkatkan frekuensinya. Ini akan sangat menguntungkan bagi buku-buku Anda di masa depan. Dan jika Anda cukup sering menulis, koleksi artikel Anda itu bisa Anda jadikan buku di kemudian hari.

Saya Tidak Menguasai Aturan Main di Bidang Itu

Mungkin Anda benar. Akan tetapi, dengan sedikit menggali Anda pasti bisa meyakini bahwa Anda adalah satu dari sedikit orang yang memahami aturan mainnya – apapun bidang itu. Artinya, pemikiran Anda tetap dibutuhkan oleh banyak orang yang jauh lebih awam daripada Anda sendiri.

Media Itu Tidak Blak-Blakan

Ini adalah kendala yang dihadapi setiap media selama hidupnya. Visi dan misi setiap media mengharuskan mereka berdiri pada posisi yang netral dengan asumsi bahwa posisi ini akan memberi manfaat yang lebih besar bagi semua sistem dan budaya serta bagi semua khalayak yang terlibat di dalamnya. Pada prinsipnya, setiap media harus mengungkapkan apa adanya, namun demikian hal itu harus dilakukan dengan bijaksana tanpa dikotori oleh unsur SARA misalnya. Adalah tanggung jawab mereka untuk mengungkapkan sesuatu yang blak-blakan dalam cara yang lebih konstruktif, Anda tetap bisa berbicara blak-blakan. Namun Anda harus memahami, bicara blak-blakan yang tidak disertai dengan kebijaksanaan akan lebih destruktif sifatnya. Oleh karena itu, banyak media lebih memilih pendekatan yang bijaksana, sistemik dan ilmiah. Ini saatnya rekonsiliasi dan bukan saling menyakiti.

Saya Lebih Suka Menulis Fiksi

Ada yang sudah menyediakan tempatnya, dan mereka akan mencoba mentransformasikan ide dan gagasan Anda ke dalam “format mereka”.

Tidak Ada Komputer untuk Menulis

Anda tidak bisa beralasan seperti itu. Banyak media juga menerima kontribusi dalam bentuk tulisan tangan. Bahkan, ada juga yang menerima ide dan gagasan dalam bentuk suara atau gambar.

Sudah Terlambat bagi Saya untuk Menulis

Tidak. Inilah saatnya di mana Anda bisa menuangkan segala ide dan gagasan Anda demi masa depan diri sendiri dan demi masa depan bangsa ini. Jika Anda sebagai ahlinya tidak mau berbicara, maka segala cita-cita termasuk cita-cita pribadi Anda, akan terkendala.

Source:http://makassaryes.blogspot.com/2009/11/writing-skill-motivasi-menulis-bagi.html

Rabu, 23 Juli 2014

Letter Writing Tips

Make It 

 
It’s incredibly easy to get side-tracked when writing letters, especially if you’re feeling upset or emotional. Remember: You are writing to make a point, clarify an event, make a request, and create a paper trail. Refer back to the sheets of paper you used during the brainstorming stage. Have you answered these three questions?
  • Why are you writing?
  • What is the point you want to make?
  • What do you want?
Talk out loud. Avoid vague words, jargon, and long rambling sentences. Use short words when possible. If you naturally use long words to express yourself, try substituting short words that mean the same thing. Long rambling letters put people off because they are hard to read. You don’t want this to happen. You want the reader, your Stranger, to enjoy reading your letter.  
Make It Short
 
Say what you have to say. Be succinct. Most people don’t have the time to read long letters. If you repeat yourself, you’re wasting the reader’s time and your letter will generate a negative response. Keep your message short and to the point. 
There is one exception to this rule. If you are writing a letter to request a due process hearing, then the letter needs to be a comprehensive "Letter to the Stranger." This letter should tell story, from the beginning, using visual imagery.  
 
Make It Alive
 
Speak directly to the reader. Use the same words and figures of speech you use in your day-to-day speech. Think about the Stranger as a real person. Visualize the Stranger and imagine yourself talking with him about your problems. This is the person you are writing to. You’re not firing a letter off to the person who chaired the IEP meeting and didn’t have the courage to tell you that the school had just suspended your child, as you see in the example below. 
Use words like "you," "we," "us," "our" to make your letter more personal. Everyone who reads the letter will feel that the message is directed at them. 
 
Make it RIGHT
 
Letters filled with errors are distracting. Readers get so distracted by misspelled words and poor grammar that they miss the point. If you send a letter that’s filled with mistakes, your real message is that you are sloppy and careless. If you prepare your letter on a computer, it will be easier to read. The Stranger will thank you for little touches like this. 
Your goal is to eliminate all spelling, grammatical, and formatting errors from your letters. The problem? We don’t notice our own errors! The solution? Always have at least one other person proof-read your letters. Try to locate more than one proof-reader. Buy a book about "How to Write Business Letters."
Letter writing is an art. A well written letter is a pleasure to read. It’s also very hard work.


Source: www.wrightslaw.com/advoc/articles/12rules_letters.htm

12 Rules for Writing GREAT Letters by Pamela Wright, MA, MSW

You write letters to request information, request action, provide information or describe an event, decline a request, and express appreciation.

When you write letters to the school, you want to express concerns and educate your reader about your child’s problems.

You want your letters to create a good first impression. This article, 12 Rules for Writing Great Letters, will help you accomplish your objectives. 12 Rules is the companion article to The Art of Writing Letters
 
1. Before you write a letter, you need answer these questions.
Why? Why am I writing? What am I trying to accomplish? 
What? What do I want? What are my goals? 
Get three blank sheets of paper. 
On the first sheet write "WHY? Why am I writing this letter?
On the second sheet write "WHAT? What are my goals in writing this letter?
On the third sheet write "Other Thoughts." 
Brainstorm. Write down your thoughts. Make lists.

Don’t worry about writing in sentence or prioritizing. Your goal is to dump your thoughts from your brain onto these sheets of paper. Write down any additional ideas and thoughts on the third sheet of paper. You will write down your important thoughts in less than ten minutes. Do not allow yourself to obsess about details. You are interested in the Big Picture.
 

2. Your First Letter is Always a Draft
You write letters to:
(1) make a request
(2) clarify an event 
(3) decline a request 
(4) express appreciation
(5) create a paper trail 
Some letters have more than one purpose. Because letters you write to schools are so important, you need to do it right. 
If you anticipate resistance, you may begin by telling a story to get the reader's interest. Let’s see how Kathryn’s mother used the story telling method to begin an important letter to the school:

I’d like to share a story about Kathryn with you. This year, when Kathryn turned four, we had a birthday party for her. She looked very grown-up in her pink dress. More than a dozen friends from pre-school and dance class came to her party. You can imagine what this was like. 
The children were laughing, singing, shouting, and creating a huge ruckus. We had a big chocolate birthday cake. The children were covered with icing. 
As we watched our daughter with her friends, we felt so proud of her. She was laughing, shouting, giggling with her friends. Only we knew how hard she worked for this day. 

Kathryn is hard of hearing. With hearing aids, she can hear at almost the same level as normal children. But if Kathryn had gone into the public school program with hearing impaired children, she wouldn’t be able to have a birthday party with friends who laugh, and sing, and shout. 

In the public school program, the children don’t learn how to sing or shout or speak. Their classroom is very quiet. If we had allowed her to attend the public school program, Kathryn would have learned to communicate through sign language and lip reading.

All of Kathryn’s friends communicate by oral speech, not sign language. Kathryn would not be able to speak, listen, giggle with her friends.
Do you see how Kathryn’s mother begins her letter "I’d like to share a story with you . . ."

Gradually, the letter shifts as the mother makes her case. She leads the reader into agreeing that placing Kathryn in a class where children don’t speak or listen is not appropriate.  
3. Allow for "cooling off" and revision time.
After you write the first draft, put your letter away for a few days. DO NOT SEND IT! 
Firing off a letter is one of the most common mistakes parents make. You must give "cooling off" and revision time. Later, parents say "But they said I had to respond right away . . ."
Ninety-nine percent of letters from the school system DO NOT
require you to respond immediately.
A "cooling-off period" allows you to look at your letter more objectively. If you send a letter without allowing for "cooling off" and revision time, you’ll probably damage your credibility and your position. Sometimes, this damage is impossible to repair.  
 
4. You negotiate with the school for special education services.
As you are learning, you negotiate with the school for special education services. If you are negotiating with the school for special services or with a car dealer for a car, the principles are the same. You never begin negotiations by telling the other side what your "bottom line" is. 
In negotiations with schools, parents often make the mistake of being too open. Parents think they have to share everything with the school - immediately. They hope that by sharing everything, they’ll be rewarded with the help their child needs. This doesn’t happen. 
You need to share the results of all evaluations and any other new information with the school, as soon as you receive it. However, you do not need to share your wish list or your bottom line.  
 
5. Never threaten. Never telegraph your punches!
You’ll remember that in the first chapter of this Tactics section, the parents wrote two letters. In their first letter, they made several threats. In their second letter, they made no threats, and told their story in a compelling way. If you make threats (i.e., "we’re going to call our lawyer"), you may experience temporary relief but you’ll pay a high price later. 
Fear of the Unknown
As a negotiator, one of the most powerful forces you have on your side is the "Fear of the Unknown." When you threaten, you are telling the other side what you plan to do. If you tell them what you plan to do, you have told them how to protect themselves. At that moment, you lose your advantage - which is the wonderful, powerful Fear of the Unknown. Never telegraph your punches – you will destroy their power and effectiveness. 
You went to the doctor to get the results of your annual physical, including your lab work. As your doctor, I come in and tell you that:

The results of your blood work are very concerning. However, I’m behind schedule right now. We need to admit you to the hospital as soon as bed space is available - probably tomorrow or the next day. I don’t have time to discuss the results with you right now. I’m behind schedule and have other patients waiting. I’ll be in to talk with you after you are admitted.
Fear. Panic. What happens now? You’ll imagine the worst case scenario.

Power of Information

Now, let’s change the facts. You are at the doctor’s office to get the results of your physical. As your doctor, I come in and tell you that:

Some of your blood work is not clear. It’s probably only ABC and if it is ABC, we have nothing to worry about. The worst case scenario is that you have XYZ. XZY is inconvenient but it’s certainly not life threatening. Nine times out of ten, people have ABC. However, it’s still important for us to rule out XYZ. 
Unfortunately, we can’t run the additional tests here. We just aren’t equipped to do it. So, we need to send you to the hospital where they have more sophisticated equipment. We can schedule your admission tomorrow or the next day. This is not so important that we have to do it today.
Can you feel the difference? 
When you know what you’re facing, is your fear as intense? No. 
If you don’t fill in answers – if you don’t telegraph your punches - then the fear of the unknown will force the other side to attribute more power to you. Because they’ll be in the "fear of the unknown," they’ll wonder what you’re going to do – and they’ll imagine a worst case scenario.
 
6. Make several (unpleasant but necessary) assumptions.

Assume that you will not be able to resolve your dispute. Assume that you wil have to request a special education due process hearing. Assume that you will not be able to testify at the hearing, or tell your side of the story.
These are important assumptions. These assumptions are the keys to successful letter writing. Assume things will get worse. Assume that success in securing an appropriate program and services for your child depends on how well you describe the events that caused you to write to the school.
The letters you write now may sit in your child’s file for months or years. If things blow up later, these letters can be the most compelling evidence in your favor. Bob’s letter at the beginning of this chapter shows how letters can work against you.
 
7. Make your problem unique.
If you are writing a letter about a specific problem (i.e., a teacher’s refusal to follow an IEP), present your situation as unique. You want the person who reads your letter to see your problem as different. You want them to think "Wow! We’ve never had this problem before!"
By presenting your problem as unique, you’re trying to avoid "We ALWAYS handle ABC situations this way. We ALWAYS have handled ABC situations this way. We ALWAYS will handle ABC situations this way. We can’t make exceptions for you."
If you present your situation as unique, it won’t be listed in the Bureaucrat’s Big Book of Rules and Procedures. Remember: bureaucracies are inflexible and rule-bound. By presenting your situation as unique, you can sometimes get people in the system to see things differently. If they see things differently, they may be able to handle things differently.
 
8. You ARE writing letters to a Stranger who has the power to resolve the problem. (You are NOT writing letters to the school alone.)
When you write a letter to the school, you are really writing a "Letter to the Stranger." Why?

You have to assume that someone outside the school system will decide this issue. This person will have no personal knowledge about or interest in you and your child. This person doesn't know or care what "program" your child is enrolled in.

The person may be the school board attorney who advises the school district to settle the case. The person is more likely to be a hearing officer, Administrative law judge, or a Judge in state or federal court.
When you write letters, keep this Stranger in your mind’s eye. Who is this Stranger? What does he look like? How does he think?
Visualize the Stranger as an older person who has worked hard all his life. He is conservative, fair, and moderately open minded. He knows that life is often difficult and unfair. He doesn’t have patience with whiners or complainers. He’s far more sympathetic to people who have a plan to solve their problems. He dresses casually. When he sits down to read your letter, he may sip a cup of tea and light his pipe. 
The Stranger doesn’t know you, your child, or your situation. Your letter gives you an opporunity to persuade the the Stranger to see the justice of your cause. When you describe the problem, you are also telling the Stranger what can be done to make things right.
Judges are Strangers. Most judges are not knowledgeable about special education issues or children with disabilities. When you write letters, you are also trying to educate and inform this decison-maker. 
 
9. Write letters to the school as business letters.

When you write business letters, you state facts that support your position or request (your brain). You do not demand, threaten, ventilate anger or frustration (your emotions).
If you are writing an important letter to the school, you want it to be smooth, polished, and professional. Begin your letter chronologically and develop it chronologically. To see how this is done, go back and read the original "Letter to the Stranger" at the beginning of this section. The letter began like this:

Dear Mr. So and So:
We received a letter from you dated February 1, and were very perplexed by the content.
To put my letter into the proper context, let me go back to the beginning . . .
Do not attack or express overt anger. Resist the urge to take cheap shots. If you don't resist, they will come back to haunt you. 
10. NEVER make judgments.
"What a jerk you were! You didn't have enough guts to be straight-up with us!"
NO!
NEVER be judgmental. You want the Stranger to be interested, not defensive or anxious. Provide factual information, then let the Stranger draw conclusions. You want the Stranger to conclude "What a jerk!" on his own.   
 
11. Write your letter chronologically. 
 
When you tell a story, you tell the story chronologically. Your objective is to write a letter than is interesting, and easy to follow.
Remember, when you write a letter to the school, this is your chance to "present your case" and tell your story. The Stranger won’t know the background or history unless you provide this information. You can provide background information very naturally and easily by starting at the beginning and writing the letter chronologically.  
For example: "On DATE, our son entered your program because . . . 
You can move the clock earlier if this helps you tell the story. "We realized that our daughter had serious problems when she was unable to communicate by her third birthday." 
Where should you begin? Begin where you want. You know when the story "began." Continue to tell your story. "When she started school . . ." 
When you tell the tory, use your facts. Select your facts carefully and keep your opinions to a minimum. As you tell the story, you are planting seeds in the memories of all Strangers who will read your letter later.
There is another reason to write your letter chronologically. If you jump from issue to issue, the reader will get confused, then frustrated. Readers have negative reactions to people who write letters that are hard to follow. The Stranger is likely to get annoyed and angry with you if he can’t figure out your point. If the Stranger gets frustrated, he will quit reading – and he’ll blame you for this frustration. You don’t want this to happen.  
 
12. Write letters that are clear and easy to understand.
 
Letters provide you with an opportunity to make your case and create a positive impression. The impression you make depends on how you present and express yourself. 
We don’t like to think that our writing skills need improving. Unless you are a professional writer or editor, you will need to improve your writing skills in four areas: clarity, brevity, interest, and accuracy. 
ALWAYS read your letters aloud. This is a valuable tip from professional editors.

ALWAYS have at least one outside person read your letters. Your "reader" should be someone who will tell you the truth, especially when you did not make things clear or you need to tone the letter down. 
Ask your "reader" to pretend that he or she is a Stranger. You want your reader to tell you if answered the three questions we listed at the beginning of this chapter:
  • Why are your writing?
  • What is the point you want to make?
  • What do you want?
The answers to these three questions must be clear. After your "Stranger" has read the draft of your letter, ask the person to answer these questions. If your reader cannot answer these questions, you haven’t expressed yourself clearly.

Source:http://www.wrightslaw.com/advoc/articles/12rules_letters.htm

Selasa, 22 Juli 2014

DEFINITON, STRUCTURE, AND LANGUANGE FEATURES DESCRIPTIVE, NARRATIVE, PROCEDURE, REPORT, AND RECOUNT

DESCRIPTIVE TEXT
 
1. Definiton
descriptive text is a text that describes what kind of person or an object described, good shape, properties, and other numbers. Goal (purpose) of the descriptive text was clear, namely to explain, DESCRIBE or disclose an individual or an object.
2. Structure
When writing descriptive text, there are several sets of common / generic structure (actually not mandatory) that our writing is considered correct. The order is:
1. Identification: contains the identification of matter / a will be described.
2. Description: contains the explanation / description of the thing / person to mention a few properties.
3. Languange Features
-. The use of adjectives and compound adjectives.
- Using the simple present tense.

NARRATIVE TEXT

1. Definiton
A Narrative text is a text that Tells a story. (A Narrative text is a text that tells a story)
The purpose of this text is to amuse, entertain and to deal with actual or various experience in different ways. (The purpose of this text is to entertain))
Narrative always deal with some problems roomates leads to the climax and then turn into a solution to the problem. (Narrative always deals with some of the problems that led to the climax and then turn into a solution for this problem.)
2. Structure
• Orientation: (in this section is the introduction of the characters, the story takes place or time.)
• Complication: (at this stage the problem started to appear.)
• Resolution: (at this stage of resolution, is the final stage in which the story will be completed).
3. Languange Features
• Using the simple past tense, past perfect, past continous, past perfect continous & past future continous.

PROCEDURE TEXT

1. Definition
procedure text are (1) Text that explains how something bekerjaatau text that explains how to use instruction guide / usage. example: how to use video, computers, copiers, fax etc.. (2) The text shows how to perform certain activities. eg recipes, rules, play games, scientific experiments, road safety rules. (3) Text-related behavior manusia.contoh: Courant way of life, how to be successful. Procedure text etc. .. The purpose is to tell the reader how to do / ‘These events are usually divided into several steps langkahterpisah. This text is usually written using the present tense. Palingumum example procedure text is recipes.
2. STRUCTURE
As with any procedure definition text above, the generic structure procedure also text was threefold:
1 Goal (purpose or goal)
2 Material Needed (material / equipment / materials required)
3 Methods or Steps (Method / steps) Note: In the procedure text in the form of How-to (“Anyway titled howto”), sometimes the material needed (materials needed) not included
3. Languange Features
• Use of imperatives (cut, don’t mix)
• Use of action Verbs (turn, put, mix)
• Use of connectives (first, then, finally)
• Use of adverbial phrases (for five minutes, 2 centimeters from the top)

REPORT TEXT

1. Definition
Report is a text which presents information about something, as it is. It is as a result of systematic observation and analysis
2. Structure
1. General classification: Stating classification of general aspect of thing; animal, public place, plant, etc which will be discussed in general
2. Description: Describing the thing which will be discussed in detail; part per part , customs or deed for living creature and usage for materials
3. Language Feature
• Introducing group or general aspect
• Using conditional logical connection; when, so, etc
• Using simple present tense 

RECOUNT TEXT
 
1. Definition
texet text recounts are usually recounted an incident that had occurred in the past. Usually texet recounts drawn from personal experience then written into essays that form the text itself.
2. structure:
• Orientation (Orientation): Provides an introduction to the events experienced, a figure that is in the event, where the event occurred, and the time when the incident / event occurred.
• Events: Contains tangle of events / events in the story experience. This section usually consists of several Events / Events
• Re-orientation: Contains summary / cover story.
3. Languange Features
• Using the simple past tense


source :http://rugayamanan.wordpress.com/2012/12/08/definiton-structure-and-languange-features-descriptive-narrative-procedure-report-and-recount/

Jumat, 18 Juli 2014

Poem



MOTHER

Mother is a wonderful woman for me
She always give me the best things in my life
Her love, her attention, her guidance
Have made me who I am
Mother showed me the right way from wrong
She pushed me to do the right thing
                        Mom, you are my total respect
                        You are my cushion when I fall
                        You help me when I have a trouble
You give me support whenever I call
Mom you are my everything,
You are my comforter, and
You are my encourager
Thank you mom,
My heart is filled with love for you

            FOREVER